Lambang Kabupaten Wajo.pngWajo berarti bayangan atau bayang-bayang (wajo-wajo). Kata Wajo dipergunakan sebagai identitas masyarakat sekitar 605 tahun yang lalu yang menunjukkan kawasan merdeka dan berdaulat dari kerajaan-kerajaan besar pada saat itu.

Di bawah bayang-bayang (wajo-wajo, bahasa Bugis, artinya pohon bajo) diadakan kontrak sosial antara rakyat dan pemimpin adat dan bersepakat membentuk Kerajaan Wajo. Perjanjian itu diadakan di sebuah tempat yang bernama Tosora yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan Wajo.

Ada versi lain tentang terbentuknya Wajo, yaitu kisah We Tadampali, seorang putri dari Kerajaan Luwu yang diasingkan karena menderita penyakit kusta. Beliau dihanyutkan hingga masuk daerah Tosora. Kawasan itu kemudian disebut Majauleng, berasal dari kata maja (jelek/sakit) oli' (kulit). Konon kabarnya beliau dijilati kerbau belang di tempat yang kemudian dikenal sebagai Sakkoli (sakke'=pulih; oli=kulit) sehingga beliau sembuh.

Saat beliau sembuh, beserta pengikutnya yang setia ia membangun masyarakat baru, hingga suatu saat datang seorang pangeran dari Bone (ada juga yang mengatakan Soppeng) yang beristirahat di dekat perkampungan We Tadampali. Singkat kata mereka kemudian menikah dan menurunkan raja-raja Wajo. Wajo adalah sebuah kerajaan yang tidak mengenal sistem to manurung sebagaimana kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan pada umumnya. Tipe Kerajaan Wajo bukanlah feodal murni, tetapi kerajaan elektif atau demokrasi terbatas

Wajo adalah salah  satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil kain  sutra Bugis yang cukup potensial. Di daerah ini terdapat sekitar 4.982 orang  perajin gedokan dengan jumlah produksi sekitar 99.640 sarung per tahun  dan perajin Alat Tenun Bukan Mesin  (ATBM) berjumlah 227 orangdengan produksi sekitar 1.589.000 meter kain sutra  pertahun. Khusus untuk pemintal benang sutra sebanyak 91 orang, sedangkan 301  kepala keluarga bergerak dibidang penanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutra  dengan produksi 4.250 kilogram benang pertahun.

 

Kondisi Geografis

Kabupaten wajo dengan ibu kotanya Sengkang, terletak dibagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak kurang lebih 250 km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, memanjang pada arah laut Tenggara dan terakhir  merupakan selat, dengan posisi geografis antara 3º 39º - 4º 16º LS dan 119º 53º-120º 27 BT.

Batas wilayah Kabupaten Wajo sebagai berikut :

Sebelah Utara              : Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap
Sebelah Selatan           : Kabupaten Bone dan Soppeng,
Sebelah Timur              : Teluk Bone
Sebelah Barat              : Kabupaten Soppeng dan Sidrap

Luas wilayahnya adalah 2.506,19 Km² atau 4,01% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan dengan rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 86.297 Ha (34,43%) dan lahan kering 164.322 Ha (65,57%).


Kabupaten Wajo dulunya terdiri dari 10 kecamatan, akan tetapi sejak tahun 2000 terjadi pemekaran hingga saat ini terdapat 14 kecamatan, yaitu:

  1. Belawa
  2. Bola
  3. Gilireng
  4. Keera
  5. Majauleng
  6. Maniang Pajo
  7. Pammana
  8. Penrang
  9. Pitumpanua
  10. Sabbang Paru
  11. Sajoanging
  12. Takkalalla
  13. Tana Sitolo
  14. Tempe



Sumber :
www.wajokab.go.id
www.wisatamelayu.com
Wikipedia Indonesia
http://barisanpinggiran.wordpress.com



Andi Akbar Muzfa,SH
   Add Comment